Seringkali
cinta diibaratkan dengan kapal dan dermaga, dimana pernikahan berarti
kala sang kapal menautkan sauh dan berhenti di dermaga itu. Tapi bukan
kah setelah itu sang kapal akan kembali berlayar?
Kadang cinta
pun diibaratkan sungai yang berujung kepada laut sebagai jodohnya. Lika
liku aliran sungai menjadi saksi bisu perjuangan sang tirta untuk
memenuhi janjinya kepada laut. Namun apa yang akan terjadi jika air itu
singgah di sebuah danau dan terjebak disana selamanya?
Dan di
sebuah tempat di belahan dunia yang lain, hati disimbolkan serupa gembok
dan kuncinya. Saat hati telah dikunci dan kuncinya dilemparkan entah
kemana, gembok itu akan selamanya berada disana. Tetapi semakin lama
gembok itu akan menua dan berkarat berkat hujan empat musim yang menari
di sekitarnya dan bukankah gembok itu akan rapuh dan lepas dengan
sendirinya?
Jadi, perumpamaan apa lagi yang bisa ku patrikan
disini jika semua perumpamaan itu tidak bisa sesempurna esensi cinta
yang sesungguhnya?
- sebuah pertanyaan malam ini oleh Noor Sa'adah (Enoey)
0 komentar