Taiyou No Uta : Midnight Sun

by - 11:46 AM

S ong to the Sun atau yang lebih dikenal dengan Taiyo no Uta adalah sebuah film garapan Norihiro Koizumi yang menampilkan artis sekaligus penyanyi Jepang, Yui. Dalam film ini ia berperan sebagai Kaoru Amane, seorang gadis berumur 16 tahun yang mengidap penyakit kulit langka, yakni Xeroderma Pigmentosum (XP). Penyakit ini membuat radiasi sinar ultraviolet dari cahaya matahari sangat berbahaya bagi kulit bahkan mematikan untuk nyawa penderitanya.
Film ini sangat menyentuh, apalagi diringi oleh soundtrack yang dibawakan oleh Yui sendiri. Meskipun film ini agak serius, namun jalan ceritanya mengalir dan tidak berat, aku juga menemukan beberapa kejadian lucu yang membuatku semakin menyukai film ini. Pusat cerita ada pada Yui, dan meski temanya adalah perjuangan seorang gadis terhadap penyakit langka yang diidapnya, kisah romantis tetap tertanam dalam film ini. *Terlebih lagi pemeran cowonya cakep, lucky!



Film ini sangat recomended, meski terbilang film lama karena rilis pada 17 Juni 2006 *5 tahun lalu ya.... tapi tetap saja sangat cocok untuk mengisi hari libur. Apalagi lagu-lagu Yui masih fresh dalam ingatan. Film ini juga membawa pesan yang bagus yakni setiap orang pasti memiliki impian dan arti dalam kehidupan. Karena itu, kejarlah mimpi mu selagi kamu bisa, nikmati anugerah hidup yang telah diberikan, dan bertahanlah untuk terus meraih impianmu semampu yang kamu bisa hingga akhir hayatmu. ( T . T ) so sweet!
Sinopsis Amane Kaoru, gadis berumur 16 tahun, tinggal di dekat pinggiran pantai bersama kedua orang tuanya. Ia memiliki kehidupan yang terbalik dengan kehidupan normal gadis-gadis seumurannya. Malam seperti siang dan siang seperti malam. Sejak kecil, ia sudah dikurung di dalam kamarnya dikala matahari sedang mendatangi bumi, dan baru diperbolehkan keluar jika matahari telah pergi. Namun hal ini dilakukan kedua orang tuanya karena mereka sangat sayang pada Kaoru. Sejak kecil Kaoru mengidap penyakit kulit langka, yakni Xeroderma Pigmentosum (XP). Penyakit ini membuat radiasi sinar ultraviolet dari cahaya matahari bisa menyakiti bahkan membunuh Kaoru. Karena itu lah Kaoru hanya bisa berjalan-jalan pada malam hari. Setiap malam ia membawa gitarnya dan bernyanyi di sebuah taman di dekat rumahnya dan kembali sebelum jam 4.40 dini hari, yakni sebelum matahari terbit. Menjelang pagi, Kaoru hanya bisa menikmati keadaan luar lewat jendela kamarnya yang juga dilapisi oleh pelindung sinar ultraviolet. Dari jendela itulah Kaoru selalu memperhatikan seorang pria yang biasanya duduk di halte bus di seberang rumahnya. Setiap subuh, pria itu akan duduk dan menunggu teman-teman sekolahnya untuk pergi berselancar di laut. Kaoru jatuh cinta padanya. Namun ia tidak pernah punya kesempatan untuk bisa berbicara dengan laki-laki itu. Suatu malam, Kaoru dan sepupunya, Misaki, pergi ke taman tempat Kaoru sering bernyanyi. Misaki senang bisa mendengar sepupunya itu menyanyikan lagu ciptaan Kaoru sendiri dengan indahnya *It’s Happy Line by Yui.  Saat itulah, laki-laki itu mucul melintasi tempat mereka. Kaoru yang sempat terpana sekejap sadar kalau itulah kesempatan ia untuk mengenal laki-laki itu. Ia pun mengejarnya dan sebenarnya menabraknya ketika ia berlari. Tanpa pikir panjang dan dengan konyolnya karena tidak memiliki pengalaman sebelumnya, Kaoru memperkenalkan dirinya dan mengaku tidak punya pacar. Si laki-laki itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa. Sebelum laki-laki itu sempat merespon, Misaki menarik Kaoru pulang untuk menyelamatkan Kaoru dari kebingungan yang ia buat sendiri. Demi sepupunya itu, Misaki mulai mengikuti laki-laki itu. Berbekal sebuah handycam, Misaki mencari informasi tentang laki-laki itu yang kebetulan adalah teman sekolahnya. Laki-laki itu bernama Koji Fujishiro, sangat suka berselancar dan memiliki dua sahabat yang sama tindak tanduknya. Menurut Misaki, Koji tidak terlalu pintar, namun Kaoru menikmati laporan Misaki dengan senang. Suatu malam, Kaoru duduk di halte bus sendirian sambil mengenang Koji, ia pun menciptakan lagu secara spontan. Tanpa sadar, Koji ternyata berada di hadapannya, memperhatikannya sambil duduk di atas skuternya. Merekapun mengobrol dengan canggung, dan berjanji akan bertemu lagi pada malam liburan musim panas. Malam yang dinanti pun tiba. Koji berjanji datang untuk melihat Kaoru bernyanyi, namun sayang tempat dimana Kaoru biasa bernyanyi di ambil orang lain. Koji yang melihat kekecewaan di wajah Kaoru mengajaknya untuk pergi ke kota dan bernyanyi disana. Kaoru begitu senang seperti seorang anak kecil yang baru saja bisa melihat dunia. Kaoru pun bernyanyi di hadapan Koji. Tidak disangka lagu dan Suara Kaoru menarik banyak penonton, dan ia pun mendapatkan tepuk tangan dari semua yang menyaksikkannya bernyanyi. Akhirnya Kaoru pun menyanyikan lagu yang pernah ia ciptakan ketika ia terinspirasi dari Koji saat duduk dihalte bus. Lagu itu akhirnya rampung dibuat dan dengan lantang dan indah, Kaoru menyanyikan lagu itu di depan Koji dan seluruh pengunjung dengan penuh perasaan. Saat itulah Koji menyadari perasaannya terhadap Kaoru. Di atas skuter dalam perjalanan pulang, mereka berdua merasakan hal yang sama, kebahagiaan dan rasa cinta. Koji membawa Kaoru ke pinggir pantai dan mengungkapkan perasaannya. Dengan senang Kaoru menerima Koji sebagai pacarnya.  Namun, kebahagiaan mereka rusak ketika Kaoru menyadari kalau matahari sebenaar lagi akan terbit. Jamnya telah menunjukkan pukul 4.30, yang berarti tinggal 10 menit sebelum matahari akan muncul. Koji yang belum mengetahui penyakit Kaoru, menolak untuk pulang dan bersikeras untuk melihat matahari terbit bersama Kaoru. Dengan putus asa Kaoru berlari pulang sendirian. Koji yang masih belum mengerti mengejarnya dan mengantarnya pulang dengan skuternya. Meski Kaoru berhasil sampai di rumah, kulitnya sempat terpampang sinar matahari dan membuat sebagian kulit tangannya melepuh.  Orang tua Kaoru yang panik langsung memeriksakan nya ke dokter. Menurut dokter, kejadian tersebut tidak membahayakan. Meskipun begitu, apa yang telah terjadi membuat Kaoru sadar kalau dunianya berbeda dengan dunia Koji. Ia pun memutuskan untuk tidak menemui Koji lagi. Namun, kesedihan karena patah hati membuatnya tidak ceria lagi sehingga membuat orang tuanya khawatir. Ayah Kaoru pun berinisiatif mengundang Koji yang ternyata sedang sibuk bekerja paruh waktu di liburan musim panas. Rupanya Koji tengah mengumpulkan uang untuk biaya rekaman yang akan ia hadiahkan untuk Kaoru. Ia ingin Kaoru merekam lagunya sesuai dengan impiannya. dengan terharu, Kaoru menerima niat baik Koji.  Dengan tegas pula, Koji menyatakan perasaannya kembali kepada Kaoru. Tentang betapa ia masih menyayangi Kaoru dan akan menerima gadis yang dicintainya itu apa adanya. Meski sakit dan tidak bisa bertemu di siang hari, Koji masih tetap ingin bersama Kaoru. dengan terharu, Kaoru pun kembali menerima cinta Koji. Ia pun berjanji akan melatih permainan gitar dan suaranya agar rekamannya nanti menjadi bagus. Namun sayang, tanpa sadar semakin lama kondisi Kaoru mulai menampakkan gejala penyakitnya. Kaouru bahkan tidak bisa memainkan gitarnya lagi. Namu, berkat ketulusan yang terus saja diberikan oleh Koji, Kaoru tetap bertekad untuk melanjutkan rencana rekaman mereka. Meskipun ia tidak bisa memainkan gitarnya sendiri, ia masih bisa menyanyikan lagu ciptaannya untuk Koji itu.  Akhirnya, lagu tersebut berhasil direkam dan di jadikan kepingan cd. Hanya saja, Kaoru tidak sempat mendengar lagunya di putar di stasiun-stasiun radio. Ia meninggal dalam usia muda, beberapa bulan setelah rekaman itu di buat. Namun bagi Koji, Misaki, dan kedua orang tuanya, Kaoru terus hidup melalui lagu ciptannya itu.

You May Also Like

0 komentar